Sebelumnya, perkenalkan dulu nama
saya Liza Ikrima Fauzi. Saya adalah seorang mahasiswi semester 6 dan juga
seorang akuntan di sebuah lembaga keuangan. Saya dan keluarga saya pindah dari
Kota Bogor ke Kota Malang pada bulan Juni di tahun 2009. Ya, kami sekeluarga
tinggal di kota ini sudah hampir delapan tahun.
Pertama kali memilih rumah untuk
tinggal, saya meminta kepada orang tua saya agar tempatnya tidak terlalu dekat
dengan pusat kota. Awalnya, orang tua dan kakak-kakak saya tidak setuju karena
itu nanti akan sangat merepotkan. Namun, saya punya alasan berbeda. Menurut
saya, rumah adalah tempat pulang secara hakiki. Kalau tempatnya terletak terlalu
dekat dengan keramaian, maka tidak akan ada lelah yang terlepas setelah ayah dan
ibu saya pulang bekerja. Tidak akan ada rasa nyaman beristirahat setelah kami
semua pulang dari sekolah dan kuliah. Akhirnya, mereka pun setuju dengan
pendapat saya.
Kami pun membeli sebuah rumah di
daerah Kecamatan Karangploso di Kabupaten Malang. Tempatnya tidak jauh dari
Kota Batu yang mana banyak sekali objek wisatanya. Kami sangat suka dengan
rumah baru kami karena cuacanya yang hampir selalu sejuk, para tetangganya yang
ramah dan juga tidak terlalu dekat dengan kota. Entah mengapa, tapi saya tidak
terlalu menyukai suasana kota yang terkesan hingar-bingar.
Sayangnya, kami membutuhkan
beberapa renovasi untuk rumah baru kami yang luasnya hanya sekitar 84 m2.
Dengan anggota keluarga yang berjumlah enam orang, kami membutuhkan satu kamar
lagi agar semua anggota keluarga punya kamar masing-masing. Saya adalah anak
perempuan satu-satunya di keluarga ini. Jadi, kakak kedua dan adik saya akan
tinggal satu kamar, ibu dan ayah saya juga tinggal satu kamar, terakhir saya
dan kakak pertama saya akan mendapatkan kamar sendiri-sendiri. Empat kamar
dirasa cukup untuk keluarga kami.
Renovasi pun dimulai. Kami pun
dibuatkan dua kamar mandi. Satu di lantai pertama dan satunya lagi di lantai
atas. Jadi, selain menambahi kamar ... kami pun menambah satu kamar mandi. Kami
yang terbiasa dengan cuaca Bogor yang tidaklah sesejuk di Malang pun memutuskan
untuk memasang bathtube dan juga heater untuk mandi karena tidak terbiasa
mandi air dingin. Ibu saya pun meminta dibuatkan kitchen set minimalis yang letaknya dekat dengan kamar ruang makan.
Karena rumah kami terbilang sempit, maka kami haruslah selektif memilih perabotan.
Salah satunya adalah dengan memilih perabotan dengan gaya minimalis agar bisa menghemat
tempat.
Empat bulan kemudian, rumah saya
pun benar-benar resmi di renovasi. Lampu-lampu baru yang menambah kesan hangat di
dalam ruangan telah dipasang. Karpet-karpet lembut dan indah sudah melapisi
tiap kamar dan ruang tamu. Kami sangat menyukai rumah baru kami ini. Setiap
pulang dari kampus ataupun bekerja, saya selalu merasa betah di rumah dan
berkumpul dengan keluarga.
Itulah pengalaman saya tentang
membangun rumah. Semoga menginspirasi!
J